Breaking News
recent

Perjalanan Enrique maluku - pengeliling bumi dari indonesia


Perjalanan Enrique Maluku tercatat dalam tulisan Antonio Pigafetta, seorang pekerja paruh waktu asal Italia yang mengikuti armada Maluku yang dipimpin Ferdinand Magellan. Catatan Pigafetta, disebutkan pelayaran Enrique Maluku bersama Magellan menempuh karak 80.340 Km.
Soal Enrique Maluku ini dikupas dalam buku karya Helmy Yahya dan Reinhard Tawas, yang diterbitkan Ufuk Publishing House seperti dikutip detikcom, Rabu (8/10/2014).
Dalam perjalanan itu menyisakan 18 pelaut yang kembali ke San Lucar de Barrameda titik awal keberangkatan. Mereka telah mengitari bumi selama tiga tahun kurang dua minggu. Salah satu awak yang selamat yakni Pigafetta. Sedang Magellan dan Enrique meninggal di perjalanan.
"Tentu dengan persinggahan di berbagai tempat di mana Magellan, Enrique Maluku, dan semua awak kapal mengalami peristiwa-peristiwa yang sangat dramatis," tulis di buku itu.
Dalam catatan Pigafetta itu, pelayaran armada Maluku menyeberangi Samudera Pasifik sangat berat karena membutuhkan waktu 98 hari, sedang Colmbus saja hanya 66 hari.
"Hari demi hari tidak menemukan pulau dan keterbatasan air minum selalu membayangi. Ditambah tikus, serbuk gergaji, serta kulit sebagai menu makanan. Itulah yang dialami Magellan, Enrique Maluku, Pigafetta, dan seluruh awak-awak pelayaran yang unik ini. Sebuah pelayaran yang memulai upaya Eropa untuk menemukan Maluku dan membawa mereka melewati samudera luar biasa besar yang luasnya sepertiga bumi," tulis di buku itu.
Tujuan pelayaran Magellan dan Enrique Maluku ini mendapat restu Raja Spanyol. Tujuan pelayaran untuk mencari rute laut baru menuju kepulauan rempah-rempah yang berbeda dengan rute yang sudah dirintis Vasco da Gama sebelumnya, yaitu melingkari Tanjung Harapan.
"Untuk meyakinkan Raja Charles I bahwa perjalanannya ke kepulauan rempah-rempah sudah benar-benar dipersiapkan, Magellan membawa Enrique Maluku yang sangat paham rute di Hindia dan paham akan adat istiadatnya serta menguasai berbagai bahasa termasuk Portugal dan Spanyol. Raja sangat terkesan akan kepandaian Enrique Malukum," tulis di buku itu.
Raja Charles I menjanjikan kepada Magellan monopoli untuk rute yang ditemukan selama 10 tahun dan akan memberikan seperlima keuntungan yang didapat dari pelayaran yang direncanakan.
"Janji ini dituangkan ke dalam perjanjian Raja Charles I dengan Ferdinand Magellan yang ditandatangani pada 22 Maret 1518," tulis di buku itu.
Magellan diangkat menjadi kapten armada dengan mengomandani lima kapal yakni Trinidad sebagai flagship di mana Magellan, San Antonnio, Concepcion, Victoria, dan Santiago. Armada Maluku ini berangkat dari Sevilla pada 10 Agustus 1519.
"Mereka membawa bekal makanan yang cukup untuk dua tahun, dan Raja Charles menugaskan 237 pelaut untuk berlayar bersama Magellan. Raja meminjam uang dalam jumlah besar di sebuah bank di Jerman," tulis buku itu.
Selama perjalanan Pigafetta kerap bersama Enrique, hal ini terpapar dari catatannya yang ada banyak bahasa Melayu. Di kapal itu, hanya Enrique saja yang menguasai bahasa Melayu.
Diketahui Pigafetta menerbitkan bukunya di Paris pada 1525 dengan judul 'Laporan Perjalanan Pertama Mengelilingi Dunia' dalam bahasa Itlaia.
Namun orang-orang Eropa baru mengetahui pertama kali peristiwa ini dalam tulisan Maximillianus Transylvanus yang mewawancarai awak kapal yang selamat di kapal Victoria. Dalam catatan Maximillianus yang terbit pada 1523 dipertegas sosok Enrique Maluku yang merupakan penerjemah asal Maluku.
Perjalanan Magellan dan Enrique dimulai dari Spanyol dan mampir ke Kepulauan Canary mengambil perbekalan. Kapal kemudian berlayar ke selatan sepanjang pantai Afrika. Setelah menghadapi badai mereka bisa mencapai Sierra Leone dan berbelok ke barat menyeberangi Samudera Atlantik.
Mereka kemudian mendekati garis khatulistiwa dan mencapai Laut Saragosa, hingga mencapai Brazil. Pelayaran ini dilakukan dengan berhati-hati, karena menghindari armada Portugal.
Melepas sauh di wilayah Brazil, kemudian perjalanan dilanjutkan menyisir pantai Amerika Selatan. Mereka sempat melepas sauh di Puerto San Julian di Patagonia. Perjalanan terus berlanjut selama 3 tahun sampai menemukan pulau penghasil rempah.

Jauzi MJS

Jauzi MJS

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Diberdayakan oleh Blogger.